Rabu, 27 Februari 2013

Refleksi : Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 1: Intuisi dalam Matematika


Intuisi adalah suatu istilah mengenai kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran yang rasional dan intelektualitas. Intuisi diperlukan dalam belajar matematika karena dengan adanya intuisi siswa dapat menemukan ide-ide kreatifnya. Intuisi juga dapat dikatakan sebagai emosi positif yang mendorong siswa menemukan sesuatu yang dicarinya. Dengan adanya emosi positif, maka akan mempermudah dan mempercepat proses belajar sehingga siswa akan mencapai hasil yang lebih baik. Namun sekarang ini banyak guru yang bersifat otoriter dalam mengajar sehingga siswa kesulitan untuk mengembangkan ide-idenya. Hal tersebut dapat menyebabkan siswa kehilangan intuisi. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengembangkan pola pikir dan potensi yang dimiliki siswanya. Sehingga siswa dapat menemukan sendiri matematikanya dan tidak hanya bergantung kepada gurunya. Dengan begitu siswa tidak akan kehilangan intuisi yang ada pada dirinya.

Refleksi : IDENTIFIKASI MASALAH PSIKOLOGI MENGAJAR MATEMATIKA, PSIKOLOGI BELAJAR MATEMATIKA DAN PSIKOLOGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA


Matematika memang dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi para siswa. Bahkan seringkali matematika dianggap sebagai beban tersendiri oleh siswa. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran matematika yang cenderung monoton dan otoriter. Guru menganggap semua siswanya adalah sama dan dianggap dapat menerima semua yang diberikan olehnya. Padahal masing-masing siswa memiliki kondisi yang berbeda-beda. Guru hendaknya dapat memahami karakter masing-masing siswanya sehingga guru dapat menentukan apa saja yang dibutuhkan oleh siswanya. Dalam pembelajaran matematika, guru dituntut untuk dapat mengembangkan kreativitas yang dimiliki guna menunjang proses pembelajaran. Guru perlu menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, dan bervariasi sehingga siswa merasa senang dalam belajar matematika. Karena matematika adalah siswa itu sendiri, apabila siswa senang belajar matematika maka siswa akan mudah dan cepat dalam memahami matematika. Tetapi apabila siswa merasa terbebani dengan adanya matematika maka proses belajar siswa akan menjadi lambat dan kesulitan untuk memahami matematika. Metode  yang dinamis dan fleksibel juga diperlukan dalam pembelajaran matematika. Metode yang bersifat dinamis dan fleksibel misalnya metode diskusi. Dengan menggunakan metode diskusi, siswa akan terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Siswa akan berlatih membangun konsep dengan caranya sendiri. Dalam hal ini, guru perlu memberi arahan kepada siswa mengenai konsep yang diperoleh siswanya sehingga konsep yang diperoleh dapat bersifat lebih umum dan dapat dipahami oleh seluruh siswa yang memiliki kemampuan dan latar belakang yang beragam.

Refleksi : Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 10: Architectonic Mathematics (2)


Pada hakekatnya matematika adalah hasil dari pemikiran siswa itu sendiri dalam hal penalaran dan kehendak siswa pada saat proses pembelajaran matematika. Para siswa berhak menentukan cara penyampaian pembelajaran matematika yang nantinya disampaikan kepada gurunya yang kemudian disampaikan kembali oleh guru kepada para siswa dalam kegiatan pembelajaran. Karena apa yang dikehendaki para siswa sendiri akan dapat lebih membangun pemikiran mereka dan pemahaman matematika mereka akan lebih baik karena cara pembelajaran yang ditempuh oleh gurunya adalah cara yang memang mereka inginkan. Dalam kaitannya dengan Architectonic Mathematics, seorang guru tidak hanya terpaku pada satu siswa saja melainkan harus memperhatikann siswa-siswa lain juga yang ada di dalam kegiatan pembelajaran matematika,bahkan guru yang lain yang masih berkaitan dengan pembelajaran matematika. Hal ini dilakukan agar tujuan dari Architectonic Mathematics dapat berjalan dengan baik yaitu matematika yang memang diinginkan oleh mayoritas siswa,bukan hanya segelintir siswa yang menonjol kemampuan matematikanya. Dengan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa ini,niscaya pembelajaran matematika akan lebih baik dan inovatif.

Refleksi : Peran Intuisi dalam Pembelajaran Matematika


Peran intuisi dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan karena dengan adanya intuisi maka siswa akan dapat mengembangkan kreativitas dan potensi-potensi yang dimilikinya. Namun yang terjadi sekarang ini, guru seringkali mengabaikan pentingnya intuisi bagi para siswanya. Guru cenderung memakai cara yang instan dan mengambil jalan pintas dalam memberikan matematika kepada siswanya. Misalnya saja dengan memberikan latihan soal yang begitu banyak tanpa melalui proses-proses yang harus dilalui. Sehingga siswa kehilangan intuisi. Intuisi diperoleh setelah pengalaman dimana pengalaman tersebut berasal dari keterampilan matematika yang diperoleh dari pengetahuan matematika dan didukung oleh metode, sikap, dan motivasi yang ada pada diri siswa itu sendiri. Apabila siswa kehilangan intuisi maka siswa akan kesulitan menemukan ide-idenya. Sehingga siswa memiliki ketergantungan kepada gurunya. Maka dari itu pembelajaran yang inovatif sangat diperlukan karena pembelajaran inovatif berpusat pada siswa dan guru memfasilitasi siswa-siswanya untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki siswanya. Sehingga dengan pembelajaran yang inovatif diharapkan siswa tidak lagi kehilangan intuisi karena intuisi sangat diperlukan dalam belajar matematika.

Selasa, 26 Februari 2013

Refleksi : To Develop Lesson Plan for Secondary Mathematics Teaching (Mengembangkan RPP Untuk PBM Matematika di SMP)

Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, seorang guru harus melakukan persiapan. Baik persiapan umum maupun persiapan khusus. Persiapan umum dan persiapan khusus diharapkan dapat membantu mengubah paradigma lama menjadi pradigma baru, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Persiapan Umum meliputi Kajian dan Penyesuaian Paradigma dan Teori Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Inovatif dan implementasinya, baik menyangkut hakekat matematika sekolah, tujuan pendidikan matematika, hakekat tugas dan fungsi guru matematika, hakekat siswa belajar matematika, hakekat metode pembelajaran matematika, hakekat penilaian pembelajaran matematika, dan hakekat sumber belajar matematika. Sedangkan Persiapan Khusus meliputi persiapan yang terkait dengan persiapan pembelajaran matematika dikelas. Persiapan khusus pada akhirnya menghasilkan RPP. Persiapan Khusus dimulai dengan analisis kurikulum (KTSP) yang meliputi Standard Isi, Standard Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran, Pemetaan, Indikator, Strategi Belajar Mengajar (Tatap Muka) dan Penilaian. RPP sangat dibutuhkan sebagai acuan seorang guru dalam melakukan pembelajaran di kelas. Guru hendaknya dapat mengelola pembelajaran di kelas dengan baik. Tidak hanya semata-mata memberikan materi dengan cara berceramah saja namun guru dituntut untuk dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran inovatif yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Guru hendaknya mampu mengembangkan materi ajar karena bahan ajar yang paling baik adalah bahan ajar yang dibuat oleh gurunya sendiri. Gurulah yang memahami kebutuhan siswa-siswanya. Maka seorang guru harus dapat membuat dan mengembangkan LKS untuk digunakan sebagai bahan ajar siswa-siswanya. Guru juga harus memberikan kesempatan kepada siswa-siswanya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, sehingga siswa tidak hanya menerima konsep yang diberikan guru tetapi juga membangun konsep dengan caranya sendiri.

Minggu, 24 Februari 2013

Refleksi : Sekolah Bertaraf Internasional

Sekolah RSBI bisa menjadi sekolah SBI apabila telah mempunyai IKKT (Indikator Kerja Kunci Tambahan) dari pencapaian 8 Standar Nasional Pendidikan. Pencapaian IKKT tidaklah mudah karena menyangkut berbagai macam komponen yang bertaraf internasional. Salah satu kendala yang dihadapi dalam merubah RSBI menjadi SBI adalah metode pembelajaran yang masih bersifat tradisional. Metode tradisional adalah metode lama yang kurang efektif untuk melayani kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Dalam metode tradisional, pembelajaran berpusat pada guru dan siswa hanya dijadikan sebagai objek. Padahal untuk menjadi SBI, sekolah memerlukan metode pembelajaran yang bertaraf internasional. Metode pembelajaran yang bertaraf internasional adalah metode yang orientasi pembelajarannya berpusat pada siswa. Siswa difasilitasi untuk mengembangkan potensinya. Metode yang digunakan dapat berupa metode diskusi, dimana siswa akan bekerja sama dalam belajar dan dapat mengambil kesimpulan secara mandiri. Pengelolaan kelas dalam RSBI masih cenderung stagnan dan tidak dinamis. Maka diperlukan kemampuan guru untuk dapat mengelola kelas yang dapat melayani kebutuhan belajar siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Untuk mencapai SBI diperlukan guru yang bertaraf internasional, kepala sekolah yang bertaraf internasional dan siswa yang bertaraf internasional. Guru yang bertaraf internasional mampu mengkomunikasikan pengalaman mengajarnya. Mereka tidak hanya sebatas mengajar tetapi menjadikan mengajar sebagai kegiatan penelitian. Guru yang bertaraf internasional juga harus bersifat akuntabel, sustainabel, dan profesional. Untuk mengembangkan kemampuan guru secara alami, hakiki dan membudaya dalam lingkup sekolah maka perlu mengembangkan Lesson Study di lingkungan sekolah, MGMP, atau daerah masing-masing.

Refleksi : Perencanaan Pembelajaran Matematika

Ketika akan melaksanakan pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu melakukan persiapan. Baik persiapan umum maupun persiapan khusus. Persiapan umum meliputi kajian dan penyesuaian paradigma dan teori pendidikan dan pembelajaran matematika inovatif dan implementasinya. Sedangkan persiapan khusus dimulai dengan analisis kurikulum yang pada akhirnya menghasilkan RPP. RPP harus disusun secara sistematis agar mudah dalam pelaksanaannya. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang guru hendaknya dapat mengembangkan media atau alat bantu pembelajaran misalnya LKS.Kemampuan guru dalam mengembangkan materi ajar sangat penting untuk menunjang keberhasilan pembelajaran karena satu-satunya orang yang mengetahui kebutuhan siswanya adalah guru itu sendiri. Guru hendaknya tidak hanya membeli LKS yang berisi kumpulan soal-soal saja tetapi juga mengembangkannya menjadi sumber informasi, teori atau temuan terbimbing yang khusus di desain untuk siswa agar kegiatan pembelajaran mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Refleksi : Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 2: Intuisi dalam Matematika (2)

Peran intuisi dalam matematika sangat penting. Intuisi yang dimiliki oleh siswa dapat mengembangkan kreativitas siswa. Intuisi diperoleh setelah pengalaman belajar matematika dimana pengalaman tersebut merupakan akumulasi dari keterampilan matematika yang diperoleh melalui pengetahuan matematika dan didukung oleh metode, sikap, dan motivasi dari dalam siswa itu sendiri. Tetapi dalam kenyataan yang terjadi, guru mengabaikan itu semua. Pada umumnya guru hanya memberikan pengalaman matematika kepada siswa tanpa memperhatikan proses-proses yang harus dicapai untuk menghasilkan pengalaman matematika tersebut.Hal tersebut disebabkan oleh adanya Ujian Nasional. Ujian Nasional dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam pembelajaran matematika. Nilai menjadi indikator yang sangat penting untuk menentukan kelulusan para siswa. Guru merasa tertekan dan terbebani dengan adanya Ujian Nasional tersebut. Adanya tekanan tersebut mengakibatkan guru cenderung melakukan jalan pintas misalnya dengan memberikan latihan-latihan soal kepada siswa. Mereka tidak menyadari bahwa latihan-latihan soal tersebut menyebabkan siswa kehilangan intuisinya. Agar siswa tidak kehilangan intuisinya maka guru perlu menumbuhkan motivasi, sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa sehingga siswa memperoleh pengalaman matematika yang pada akhirnya akan memunculkan intuisi matematika.

Refleksi : The Nature of Students Learn Mathematics

Pada dasarnya setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Begitu juga dengan siswa. Masing-masing siwa memiliki karakter yang berbeda-beda. Guru hendaknya dapat mengenali karakter masing-masing siswa agar kebutuhan siswa dapat terpenuhi dengan baik. Metode yang digunakan guru dalam mengajar hendaknya tidak hanya satu (metode tunggal) namun akan lebih baik apabila guru menggunakan metode yang variatif. Penggunaan metode yang variatif bertujuan agar pembelajaran tidak monoton dan tidak menimbulkan perasaan bosan pada siswa. Pelajaran matematika tidak hanya berupa pemberian angka-angka, rumus, dan soal-soal akan tetapi dapat juga berupa motivasi, refleksi, dan pemahaman keunikan siswa. Pemberian motivasi sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar matematika. Sehingga dengan adanya motivasi, diharapkan kemampuan siswa dalam belajar matematika akan meningkat. Adanya refleksi juga penting karena melalui refleksi akan diperoleh informasi positif tentang bagaimana cara guru meningkatkan kualitas pembelajarannya sekaligus sebagai bahan observasi untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran itu tercapai.

Refleksi : The Nature of Teaching Learning Processes

Cara mengajar yang biasa dipakai guru dalam proses pembelajaran ada 2 yaitu cara mengajar tradisional dan progresif. Dalam kegiatan mengajar yang berlangsung saat ini, kebanyakan guru menggunakan cara mengajar tradisional. Cara ini merupakan cara lama yang kurang efektif untuk memenuhi kebutuhan para siswa. Orientasi pembelajaran berpusat pada guru sedangkan siswa hanya dijadikan sebagai objek. Dalam praktik pembelajaran tradisional, guru menggunakan metode ekspositori atau metode ceramah sehingga siswa hanya pasif mendengarkan. Akibatnya siswa tidak dapat bereksplorasi dan memiliki sifat ketergantungan kepada gurunya.
Cara mengajar tradisional perlu segera diubah menjadi cara mengajar progresif dimana orientasi pembelajaran berpusat pada siswa dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi siswa untuk belajar dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi serta mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Metode yang digunakan dapat dengan metode diskusi dimana siswa-siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran dan siswa bersama-sama dengan yang lain untuk mencari pemecahan suatu masalah. Metode tersebut sangat efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa

Refleksi : Metodologi Pendidikan

Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang ditujukan kepada guru maupun calon guru dan digunakan untuk mengidentifikasi seperti apa pendidikan yang sedang berlangsung sekarang ini, khususnya pendidikan matematika. sebagian besar guru masih belum menyadari bagaimana seharusnya ia menjalankan tugasnya. Guru masih sebatas mengajarkan suatu materi kepada siswa tanpa memperhatikan tingkah laku maupun perkembangan siswa. Siswa yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang beragam mendapatkan perlakuan yang sama. Padahal seharusnya siswa yang memiliki latar belakang dan kemampuan beragam mendapatkan perlakuan yang beragam pula sehingga siswa mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya.
Guru perlu melakukan inovasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan menjadi berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang menantang, menyenangkan, mendorong bereksplorasi, dan mengembangkan kemampuan berpikir anak. Upaya yang ditempuh agar pembelajaran menjadi berkualitas adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang fleksibel dan dinamis, yaitu metode diskusi. Dalam metode diskusi, siswa terlibat secara aktif. Siswa juga akan merasa senang dalam belajar matematika karena belajar matematika dilakukan bersama teman-temannya. Mereka akan saling berbagi dan saling bertukar pikiran. Sehingga dalam pembelajaran matematika tidak hanya mengembangkan kemampuan kemampuan kognitif saja tetapi juga mengembangkan kemampuan afektif dan psikomotorik.

Refleksi : Lesson Study dan Siswa Berkebutuhan Khusus Belajar Matematika

Lesson Study sangat baik digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia. Dengan adanya Lesson Study, para guru diharapkan dapat menemukan inovasi-inovasi dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada para siswa agar para siswa dapat memahaminya dengan baik. Dalam kaitannya dengan melayani anak berkebutuhan khusus, Lesson Study juga berperan penting dalam meningkatkan kemampuan peserta didik yang berkebutuhan khusus karena Lesson Study mencakup strategi-strategi dan inovasi-inovasi dalam penyampaian pembelajaran tidak hanya kepada peserta didik dengan kemampuan pada umumnya, tetapi juga kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus. Dalam pelaksanaan Lesson Study kita tidak boleh menganggap bahwa anak yang berkebutuhan khusus sebagai anak yang berkelainan (disabbility) akan tetapi kita harus menganggap mereka mempunyai kemampuan yang lain dari pada yang lain (different abbility) sehingga kita justru harus lebih mencurahkan perhatian yang lebih kepada mereka yang berkebutuhan khusus agar mereka dapat berkembang dan mempunyai kemampuan semaksimal yang mereka bisa.

Refleksi : Elegi Guru Menggapai Perubahan

Disadari atau tidak, perubahan selalu terjadi seiring dengan berjalannya waktu.Seorang guru harus memiliki kesadaran, niat dan motivasi untuk berubah, menemukan alasan untuk melakukan perubahan, mempunyai pemahaman tentang perubahan itu serta mencoba, berlatih dan terbiasa melakukan perubahan. Sebaik-baiknya perubahan adalah perubahan yang memiliki arah, makna positif dan bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. Guru harus menyadari bahwa untuk melakukan perubahan memerlukan waktu yang cukup lama karena dalam melakukan perubahan terdapat proses-proses yang harus dilalui. Selain itu, dalam melakukan perubahan memrlukan kerja sama dari pihak-pihak yang terkaituntuk melakukan perubahan tersebut. Kerja sama yang dibangun hendaknya bertujuan untuk kebaikan di dunia dan di akhirat.
Guru perlu melakukan perubahan-perubahan dalam proses pembelajarannya. Misalnya dengan mengubah cara mengajar tradisional menjadi inovatif. Cara melakukan inovasi pembelajaran adalah dengan mempelajari lesson study, penelitian tindakan kelas, model-model dan strategi pembelajaran. Kemudian setelah dipelajari maka guru harus mengimplementasikan aspek-aspeknya sesuai dengan konteksnya. Hal tersebut sangat diperlukan untuk melakukan perubahan inovasi pembelajaran. Tanpa adanya pemahaman-pemahaman mengenai hal tersebut maka perubahan atau inovasi akan sulit untuk dilakukan.

Kamis, 21 Februari 2013

Refleksi : Problem Utama Inovasi Pembelajaran (Matematka) pada PLPG dan Sertifikasi Guru


Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Dalam melaksanakan tugasnya, tentu ada saja permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Baik permasalahan yang berasal dari siswa maupun dari guru itu sendiri. Seorang guru harus memiliki 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik yaitu berkenaan dengan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran. Guru dituntut untuk dapat melibatkan siswanya dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan siswa-siswanya. Mengingat banyaknya siswa yang dihadapi oleh guru dengan kemampuan yang beragam tentunya akan sulit untuk dihadapi jika guru tetap menggunakan cara mengajar yang tradisional. Maka dari itu, perlu adanya perubahan metode pembelajaran tradisional menjadi metode pembelajaran inovatif. Komponen pembelajaran inovatif meliputi diskusi, latihan, investigasi, kerja praktek/laboratorium,dan eksposisi. Komponen-komponen tersebut dapat mengembangkan potensi siswa. Apabila komponen-komponen tersebut telah ada dalam kegiatan pembelajaran maka artinya pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan berpusat pada siswa. Agar hal tersebut dapat terwujud, guru perlu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya agar menjadi guru yang berkompeten dengan cara mengikuti program PLPG dan PPG.
Pertanyaan : Apakah semua guru yang telah mengikuti program PLPG dan PPG dapat dikatakan sebagai guru yang profesional? Lalu bagaimana dengan guru yang tidak mengikuti program tersebut?

Refleksi : Problematika Pembelajaran Matematika di SD


Pembelajaran matematika di SD berpengaruh pada kepribadian siswa karena dalam pembelajarannya matematika tidak hanya belajar tentang bagaimana menjawab soal. Belajar matematika yang dilakukan dengan cara berdiskusi secara kelompok dengan siswa yang lain dapat meningkatkan kemampuan interaksi siswa dan apabila kemampuan interaksi telah berkembang dengan baik maka kepribadian siswa berkembang dengan baik pula. Selain itu, pembelajaran matematika juga menanamkan nilai moral kepada siswa karena pada saat siswa mengerjakan soal secara berkelompok apabila ada soal yang dirasa sulit maka antar anggota kelompok akan saling membantu dalam mengerjakan soal tersebut.
Dalam setiap pembelajaran matematika tentunya diperlukan adanya strategi-strategi maupun trik-trik dalam penyampaian materi agar materi mudah diterima dan dipahami oleh para siswa.
Untuk mengembangkan kemampuan matematika siswa, guru hendaknya memfasilitasi segala hal yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran berjalan efektif. Guru hendaknya memfasilitasi siswa dengan alat peraga yang memadai agar siswa lebih antusias mengikuti pelajaran dan mempunyai semangat untuk memahami materi yang disampaikan guru.
Matematika di SD adalah matematika yang masih sederhana dan masih bersifat mendasar karena disesuaikan dengan usia siswa yang masih dalam taraf anak-anak dan merupakan bekal untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Dalam menangani berbagai macam latar belakang dan kemampuan siswa, guru hendaknya tidak bersifat deskriminatif dan tidak membeda-bedakan antara siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Siswa yang pandai perlu mendapat apresiasi dari guru dan siswa yang kurang pandai perlu mendapat motivasi agar terdorong untuk belajar lebih giat.
Dalam memberikan materi kepada siswa yang masih dalam taraf anak-anak dan dari latar belakang maupun kemampuan yang berbeda-beda, guru harus bisa memberikan materi dengan cara yang menyenangkan, misalnya belajar sambil bermain agar para siswa tidak takut dengan matematika karena selama ini matematika masih dianggap sulit dan menakutkan bagi para siswa. Dengan cara semacam ini niscaya secara perlahan akan menghilangkan anggapan bahwa matematika itu sulit.
Dari beragam siswa yang mempunyai latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda tentunya mereka mempunyai bakat dan kreativitas yang berbeda-beda. Kreativitas yang diharapkan muncul misalnya kreativitas dalam mengembangkan rumus matematika. Untuk menyikapi hal tersebut, guru harus memberikan kesempatan kepada para siswa dan tidak membatasi kreativitas para siswa (dalam hal ini matematika) agar kemampuan berpikir siswa berkembang lebih baik.

Refleksi : Peran Penelitian dalam Pengembangan Pendidikan Matematika


Penelitian sangat berperan penting dalam pengembangan pendidikan matematika khususnya di Sekolah Dasar. Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan para siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan apa saja yang dibutuhkan siswa untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Penelitian yang dilakukan misalnya meneliti bagaimana perilaku para siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, kebutuhan khusus, latar belakang siswa, dan yang lainnya. Seorang guru hendaknya mengembangkan metode pembelajaran menjadi metode yang inovatif. Kegiatan pembelajaran perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman agar kegiatan pembelajaran menyenangkan dan tidak monoton. Selain itu sebagai seorang guru juga harus mengetahui cara berpikir siswa-siswanya dalam memahami matematika agar segala hal yang disampaikan guru tidak membuat siswa bingung karena pemikiran siswa SD masih sederhana dan masih perlu diarahkan. Apabila pemikiran guru tidak sejalan dengan siswa maka siswa akan merasa kesulitan dalam memahami apa yang dimaksud oleh gurunya. Dalam pembelajarannya sebaiknya matematika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari agar para siswa lebih peka dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga pada akhirnya matematika dapat berguna bagi kehidupan para siswa sehari-hari.
Pertanyaan : Bagaimana dengan guru yang hanya datang ke sekolah untuk mengajar tanpa melakukan penelitian?

Senin, 18 Februari 2013

Refleksi Pembelajaran Matematika Seperti Apa yang Kita Harapkan di SD?

Strategi yang digunakan dalam pembelajaran matematika tidak harus terpaku pada satu strategi saja akan tetapi disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan para siswa. Pada pembelajaran matematika, para siswa harus dibiasakan untuk aktif dan mengembangkan matematika yang guru berikan karena matematika yang didapatkan melalui cara sendiri akan lebih mudah untuk dipahami dan tersimpan di dalam memori otak dalam jangka waktu yang lama.
Dalam memecahkan suatu persoalan akan lebih efektif apabila dilakukan dengan cara membentuk kelompok. Karena dengan berkelompok maka antara siswa yang satu dengan yang lain akan saling berinteraksi dan bekerja sama sehingga persoalan-persoalan cepat terselesaikan. Setelah selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil yang mereka peroleh. Pada saat presentasi tentunya masing-masing kelompok menggunakan strategi yang berbeda-beda. Maka guru harus dapat mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi yang sekiranya mudah diterapkan oleh keseluruhan siswa sehingga terjadi kesepakatan mengenai strategi terbaik yang dipakai siswa dalam belajar matematika.
Bagaimana cara agar siswa aktif dan dapat mengembangkan matematika yang diberikan oleh guru sedangkan pemikiran siswa SD masih sangat sederhana?

Minggu, 17 Februari 2013

Refleksi Elegi Permintaan Si Murid Cerdas Kepada Guru Matematika



Pada hakekatnya tugas seorang guru adalah melayani siswa baik dalam hal teknis maupun non teknis. Dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar kegiatan pembelajaran. Dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam sekolah maupun luar sekolah. Dalam lingkup materi maupun di luar lingkup materi. Dalam hal sempit maupun hal yang lebih luas. Maka dari itu guru harus senantiasa melayani siswa dan tidak hanya mengutamakan siswa yang kecerdasannya menonjol saja akan tetapi mencakup keseluruhan siswa agar tidak terkesan diskriminatif. Sebab yang terjadi dewasa ini guru lebih mengutamakan dan membangga-banggakan siswa yang kecerdasannya menonjol saja. Hal tersebut tidak seharusnya terjadi karena dapat membuat siswa yang mempunyai intelegensi biasa-biasa saja menjadi merasa minder dan merasa dianaktirikan. Perasaan tersebut merupakan emosi negatif yang dapat menghambat proses belajar anak didik. Padahal dalam kegiatan pembelajaran siswa berhak memperoleh rasa senang dan tidak merasa terbebani oleh apapun sehingga memudahkan proses belajar.
Metode pembelajaran juga berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Guru tidak harus selalu menggunakan metode ceramah dan menjelaskan materi ini itu di depan para siswa karena metode seperti itu kini sudah tidak tepat dan susah dicerna oleh para siswa. Dalam metode ceramah, guru terkesan tidak mempunyai salah dan dianggap selalu benar. Hal ini dapat mematikan cara berpikir siswa yang seharusnya berpikir kritis menjadi berpikir bahwa apa yang disampaikan oleh gurunya adalah benar, bersifat mutlak, dan tidak dapat dibantah. Metode pembelajaran tersebut merupakan metode pembelajaran tradisional yang mana siswa hanya dijadikan sebagai objek semata. Metode pembelajaran tradisional seharusnya diubah menjadi metode pembelajaran inovatif. Dalam metode pembelajaran inovatif, siswa tidak dijadikan sebagai objek melainkan sebagai subjek. Orintasi pembelajaran berpusat pada siswa. Guru tidak hanya memberikan sebagian ilmu yang dimiliki namun juga memfasilitasi siswa-siswanya untuk mengembangkan potensi yang sudah dimilikinya.
LKS diperlukan untuk menunjang proses belajar siswa. Namun dalam hal pemberian LKS, seharusnya guru tidak hanya membeli saja karena isi LKS yang dibeli tidak sama dengan apa yang dipikirkan guru untuk memenuhi kebutuhan siswanya. Seorang guru harus bisa membuat LKS sendiri tanpa membeli karena yang mengetahui akan kebutuhan siswanya adalah guru itu sendiri.  Selain LKS, alat peraga juga diperlukan untuk menunjang proses belajar siswa. Alat peraga yang digunakan oleh seorang guru hendaknya tidak hanya dipakai oleh guru tersebut ketika menyampaikan materi. Namun alangkah baiknya apabila siswa-siswa diberikan kesempatan yang sama untuk menggunakan alat peraga yang dimiliki agar siswa merasa senang dan tidak merasa terlalu digurui oleh gurunya sendiri sehingga kegiatan pembelajaran terasa lebih hidup.
Dalam kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa tidak harus bergantung pada hadir atau tidaknya seorang guru. Untuk itu seorang guru harus mempunyai kreativitas untuk menunjang pembelajarannya. Cara yang efektif yaitu dengan cara membuat website/blog yang bisa dibuka kapan saja dan dimana saja baik pada saat kegiatan pembelajaran maupun di luar kegiatan pembelajaran. Dengan cara seperti itu niscaya para siswa akan lebih aktif dalam belajar tanpa bergantung pada hadir atau tidaknya guru.
Metode pembelajaran tradisional sudah menjadi budaya dan sulit ditinggalkan. Upaya apa yang dapat dilakukan agar metode pembelajaran tradisional dapat ditinggalkan dan beralih menjadi metode pembelajaran inovatif?