Pada
hakekatnya tugas seorang guru adalah melayani siswa baik dalam hal teknis
maupun non teknis. Dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar kegiatan
pembelajaran. Dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam sekolah maupun luar
sekolah. Dalam lingkup materi maupun di luar lingkup materi. Dalam hal sempit
maupun hal yang lebih luas. Maka dari itu guru harus senantiasa melayani siswa
dan tidak hanya mengutamakan siswa yang kecerdasannya menonjol saja akan tetapi
mencakup keseluruhan siswa agar tidak terkesan diskriminatif. Sebab yang
terjadi dewasa ini guru lebih mengutamakan dan membangga-banggakan siswa yang
kecerdasannya menonjol saja. Hal tersebut tidak seharusnya terjadi karena dapat
membuat siswa yang mempunyai intelegensi biasa-biasa saja menjadi merasa minder
dan merasa dianaktirikan. Perasaan tersebut merupakan emosi negatif yang dapat
menghambat proses belajar anak didik. Padahal dalam kegiatan pembelajaran siswa
berhak memperoleh rasa senang dan tidak merasa terbebani oleh apapun sehingga
memudahkan proses belajar.
Metode pembelajaran juga berpengaruh terhadap
proses belajar siswa. Guru tidak harus selalu menggunakan metode ceramah dan
menjelaskan materi ini itu di depan para siswa karena metode seperti itu kini
sudah tidak tepat dan susah dicerna oleh para siswa. Dalam metode ceramah, guru
terkesan tidak mempunyai salah dan dianggap selalu benar. Hal ini dapat
mematikan cara berpikir siswa yang seharusnya berpikir kritis menjadi berpikir
bahwa apa yang disampaikan oleh gurunya adalah benar, bersifat mutlak, dan
tidak dapat dibantah. Metode pembelajaran tersebut merupakan metode
pembelajaran tradisional yang mana siswa hanya dijadikan sebagai objek semata.
Metode pembelajaran tradisional seharusnya diubah menjadi metode pembelajaran
inovatif. Dalam metode pembelajaran inovatif, siswa tidak dijadikan sebagai objek
melainkan sebagai subjek. Orintasi pembelajaran berpusat pada siswa. Guru tidak
hanya memberikan sebagian ilmu yang dimiliki namun juga memfasilitasi
siswa-siswanya untuk mengembangkan potensi yang sudah dimilikinya.
LKS diperlukan untuk menunjang proses belajar
siswa. Namun dalam hal pemberian LKS, seharusnya guru tidak hanya membeli saja
karena isi LKS yang dibeli tidak sama dengan apa yang dipikirkan guru untuk
memenuhi kebutuhan siswanya. Seorang guru harus bisa membuat LKS sendiri tanpa
membeli karena yang mengetahui akan kebutuhan siswanya adalah guru itu sendiri.
Selain LKS, alat peraga juga diperlukan
untuk menunjang proses belajar siswa. Alat peraga yang digunakan oleh seorang
guru hendaknya tidak hanya dipakai oleh guru tersebut ketika menyampaikan
materi. Namun alangkah baiknya apabila siswa-siswa diberikan kesempatan yang
sama untuk menggunakan alat peraga yang dimiliki agar siswa merasa senang dan
tidak merasa terlalu digurui oleh gurunya sendiri sehingga kegiatan
pembelajaran terasa lebih hidup.
Dalam kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa tidak
harus bergantung pada hadir atau tidaknya seorang guru. Untuk itu seorang guru harus
mempunyai kreativitas untuk menunjang pembelajarannya. Cara yang efektif yaitu dengan
cara membuat website/blog yang bisa dibuka kapan saja dan dimana saja baik pada
saat kegiatan pembelajaran maupun di luar kegiatan pembelajaran. Dengan cara
seperti itu niscaya para siswa akan lebih aktif dalam belajar tanpa bergantung
pada hadir atau tidaknya guru.
Metode pembelajaran tradisional sudah menjadi
budaya dan sulit ditinggalkan. Upaya apa yang dapat dilakukan agar metode
pembelajaran tradisional dapat ditinggalkan dan beralih menjadi metode
pembelajaran inovatif?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar