Pada zaman yang modern ini,
sebagian besar guru mengajar menggunakan cara tradisional. Cara mengajar
tersebut bersifat otoriter. Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru dan siswa hanya dijadikan sebagai objek bukan
sebagai subjek. Guru memberikan ceramah kepada siswa-siswanya sementara siswa
hanya mendengarkan. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi jenuh sehingga siswa
sulit menerima materi-materi yang diberikan oleh guru.
Cara mengajar tradisional menjadikan
siswa tidak bebas untuk mengemukakan pendapatnya. Mereka akan takut disalahkan
apabila jawabannya ternyata salah sehingga siswa akan merasa kesulitan untuk
menemukan dan mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Siswa
menganggap bahwa guru mengetahui segalanya dan apa yang disampaikan oleh
gurunya adalah benar, bersifat mutlak, dan tidak dapat dibantah. Selain itu,
komunikasi yang terjadi hanya sebatas komunikasi 1 arah, yaitu guru ke siswa. Sehingga
guru kurang dapat memahami bagaimana perkembangan perilaku siswa-siswanya.
Sebagian besar pertanyaan-pertanyaan
yang muncul mengenai pembelajaran matematika yaitu mengapa pelajaran matematika
dianggap sulit dan bagaimana cara menghilangkan anggapan tersebut. Sebenarnya proses
belajar siswa sangat dipengaruhi oleh emosi. Apabila siswa merasa terpaksa
dalam mengikuti suatu pelajaran maka siswa tersebut akan kesulitan untuk
menerima pelajaran atau materi-materi yang diberikan oleh guru. Maka dari itu,
guru harus dapat menciptakan suasana yang kondusif dan membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan. Agar pembelajaran menyenangkan, maka perlu adanya
perubahan cara mengajar dari metode pembelajaran tradisional menuju metode
pembelajaran yang inovatif. Dalam metode pembelajaran inovatif siswa dilibatkan
secara aktif dan bukan hanya dijadikan sebagai objek. Pembelajaran tidak lagi
berpusat pada guru melainkan berpusat pada siswa. Guru memfasilitasi siswa
untuk belajar sehingga siswa lebih leluasa untuk belajar. Dalam pembelajaran
inovatif, metode yang digunakan bukan lagi metode yang bersifat monoton seperti
metode ekspositori atau metode ceramah melainkan metode yang bersifat fleksibel
dan dinamis sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa secara keseluruhan. Metode
yang dapat digunakan pada pembelajaran inovatif misalnya metode diskusi. Metode
diskusi merupakan metode penyampaian bahan pengajaran yang melibataktifkan
peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik
bahasan yang bersifat problematis. Dengan adanya diskusi akan memunculkan
ide-ide kreatif peserta didik sehingga menumbuhkan kemampuan berpikir kritis
dan membiasakan diri untuk aktif dalam pembelajaran.
Keaktifan siswa tidak dipengaruhi
oleh hadir atau tidaknya guru. Untuk itu seorang guru harus memiliki
kreativitas untuk menunjang pembelajarannya. Pembelajaran tidak hanya dilakukan
di dalam kelas tetapi dapat juga dilakukan di luar kelas. Tidak hanya di waktu
jam pelajaran tetapi dapat juga di luar jam pelajaran. Guru dapat memanfaatkan
internet untuk menunjang pembelajarannya. Misalnya saja dengan membuat website
yang berisi materi-materi agar dapat dipelajari oleh siswa-siswanya sehingga
memudahkan siswa untuk belajar kapanpun dan dimanapun ia berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar