Dewasa ini,
dunia pendidikan mengalami krisis karakter, jati diri dan krisis kepercayaan.
Diakui atau tidak, dunia pendidikan kita cenderung hanya menggunakan standar
normative saja. Peserta didik dianggap berhasil, diukur dari kompetensi
di bidang kecerdasan akademik, penguasaan ilmu dan tekhnologi. Kompotensi
akademik dan penguasaan teknologi bukan berarti tidak penting, tetapi akan
lebih baik, apabila standard formal tersebut diimbangi dengan pendidikan
karakter yang baik melalui penanaman budi pekerti dan kepribadian yang unggul.
Tujuan
pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang
salah, tetapi pendidikan karakter menanamkan
kebiasaan tentang hal yang
baik sehingga siswa didik menjadi
faham tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan nilai yang baik dan mau melakukannya.
Dalam
pembelajaran di kelas, hendaknya pendidikan karakter diintegrasikan ke dalam
setiap mata pelajaran termasuk dalam pembelajaran matematika. pembelajaran
matematika, pendidikan karakter dapat diimplementasikan dengan lebih menekankan
kepada hubungan antarmanusia dan menghargai adanya perbedaan individu, baik
dari segi kemampuan atau pun pengalamannya.
Karakter yang berkualitas
perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini karena usia dini merupakan masa
kritis bagi pembentukkan karakter seseorang. Kegagalan penanaman karakter pada
seseorang sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa
dewasanya kelak. Oleh karena itu, penanaman moral pendidikan karakter sedini
mungkin kepada anak-anak adalah kunci utama untuk membangun bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar