Jumat, 24 Mei 2013

REFLEKSI "Elegi Ritual Ikhlas 35: Cendekia yang Bernurani"


Pemenang lomba menjunjung langit ialah siapa saja yang berhati ikhlas dan mampu berpikir kritis. Berhati ikhlas dan berpikir kritis terikat oleh ruang dan waktu. Ruang dan waktu merupakan tempat hati dan pikiran seseorang untuk menunjukkan keikhlasannya. Manusia tidak dapat mengaku dirinya telah berhati ikhlas dan telah berpikir kritis karena penilaian absolut hanya datang dari Allah SWT dan semua perbuatan manusia tidak bisa lepas dari kekuasaan Allah SWT. Maka tidak ada manusia di muka bumi ini yang benar-benar mampu menjunjung langit kecuali atas kehendak Allah SWT.
Dalam ruang dan waktu interaksi dinamis, jika manusia terjaga hati dan pikirannya, maka ada 3 (tiga) kemampuan yang segera diperolehnya. Manusia akan bisa merasakan, menyadari, memikirkan, dan menjalani fenomena mendatar, meruncing dan mengembang. Fenomena mendatar merupakan suatu kebiasaan, aturan-aturan, kodrat dan takdir yang telah ditetapkan baik dari dalam maupun dari luar diri manusia. Fenomena meruncing merupakan perasaan, kesadaran, pikiran, dan ikhtiar untuk mengungkap segala misteri kehidupan diri dan lingkungan manusia. Sedangkan fenomena mengembang merupakan perolehan, akibat-akibat, pencapaian, prestasi, pergaulan, keluarga, teman-teman, dan masyarakat. Ketiga fenomena tersebut merupakan pilar dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita sebagai manusia hendaknya memahami dan mengimplementasikan ketiga hal tersebut agar kita dapat menjadi manusia yang mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar